Beranda

Selasa, 02 Oktober 2012

Tips-Tips Saat Ditimpa Masalah


Keresahan dan kegelisahan hidup apalagi pada jaman sekarang ini sangat-sangat kerap menimpa hampir setiap orang. Dengan berbagai kondisi yang penuh dengan ketidakpastian dan juga persaingan sehingga keresahan menjadi sesuatu yang tidak asing lagi. Tidak memandang si kaya ataupun si miskin.

Setiap manusia sekali-kali tidak akan pernah lepas dari satu kondisi buruk yang menimpanya. Apalagi bagi yang miskin, sebagian besar dari populasi penduduk dunia, himpitan akibat kebutuhan hidup ini terasa semakin berat. Tidak sedikit dari saduara-saudara kita yang memilih jalan pintas (bunuh diri) untuk terlepas dari segala permasalahan yang dihadapinya. Dan tidak sedikit juga yang hilang ingatan. Akibat stress yang berlebihan karena terlalu berat untuk memikirkannya, dan pada akhirnya menjadi gila.

Mudah-mudahan hal itu tidak terjadi kepada kita. Tekanan ekonomi yang kita hadapi harus mampu kita hadapi dengan lapang dada. Bukan mencari jalan pintas, tetapi hadapi dengan tenang agar mampu berpikir jernih untuk mencari solusinya.

Ada beberapa tips agar kita mampu mengatasi tekanan hidup:


1. Mendekatkan diri kepada yang maha kuasa

Keresahan yang terus menerus mendera kita kadang membuat kita putus asa. Dengan lebih banyak berdoa dan beribadah maka kekuatan hati kita akan senantiasa bertambah. Yakinkan kepada kita bahwa hidup kita tidak sendiri, Allah bersama kita. Yakinkan kepada hati kita bahwa Allah akan menolong kita. Dan jangan sekali-kali berburuk sangka kepada Allah, karena hal itulah yang akan menambah keresahan anda. Percayalah!


2. Tenangkan pikiran

Mengambil masa sedikit untuk mengambil nafas panjang mungkin menjadi salah satu cara agar kita lebih tenang, dan tidak shock saat ditimpa masalah. Bagi umat islam mengembalikan segala permasalahan ini kepada Allah swt. dengan membaca Innalillahi wainnailaihi raajiuun, adalah salah satu adab ketika ditimpa masalah. Menenangkan pikiran membuat kita mampu berpikir jernih untuk mencari solusi yang terbaik.


3. Berlapang dada

Artinya setiap permasalahan yang kita hadapi coba kita hadapi dengan pikiran yang lapang. Jadikan hati kita menjadi sebuah telaga sehingga akan mampu menawarkan pahitnya kehidupan. Jangan jadikan hati kita sebuah gelas yang hanya mampu menampung sedikit air saja, sehingga pahitnya hidup akan sangat terasa menyakitkan.


4. Cari solusi

Solusi ini terdiri dari solusi jangka pendek dan solusi jangka panjang. Solusi jangka pendek berarti solusi yang ditujukan untuk mengatasi masalah itu sendiri pada saat itu. Sedangkan solusi jangka panjang adalah solusi yang ditujukan untuk menghindari masalah tersebut terjadi lagi di kemudian hari. Kalau memang kondisinya sangat mendesak tidak ada salahnya meminta tolong orang lain sebagai solusi sementara agar kita mampu bernapas untuk mengambil langkah yang lebih baik lagi.


5. Banyak berbagi

Ketika kita banyak berbagi kepada orang terutama yang sangat membutuhkan. Maka pada hakikatnya kita telah membangun kekuatan hati. Doa orang-orang yang kita beri mampu memberi sugesti dan kekuatan kepada untuk tetap tegar. Alangkah lebih baiknya jika berinteraksi langsung dengan mereka. Karena kita akan melihat langsung bahwa sebenarnya masalah yang kita hadapi mungkin masih lebih baik dibanding keadaan mereka. Mengapa kita harus berputus asa sementara mereka mampu menghadapinya?

Mungkin tips-tips ini akan sedikit membantu anda yang sedang ditimpa masalah. InsyaAllah!


By Tubagus Riburatnam


TIPS MENULIS ARTIKEL - 4 HAL YANG ANDA BUTUHKAN

Anda yang hobi menulis artikel, tentu ingin tahu bagaimana Anda bisa maju melalui tulisan Anda. Baik untuk media cetak maupun web, inilah 4 hal penting yang Anda perlukan untuk menulis artikel yang baik.

1.  Judul
Judul adalah sama pentingnya dengan isi artikel. Jika Anda tidak memiliki judul yang baik, maka tulisan Anda menjadi sulit ditemukan orang secara online. Gunakan kata kunci yang panjang dan tekankan apa poin utama Anda dalam penulisan artikel. Judul bisa membuat orang untuk membacanya, jadi pastikan itu dilakukan dengan benar.

2.  Paragraf Pembuka
Paragraf pembuka harus Anda kaitkan dengan informasi apa yang akan Anda sajikan di bagian isi artikel, sehingga menarik orang untuk melanjutkan membaca. Jika Anda tidak berhati-hati dalam membuat kalimat pembuka, maka tulisan Anda bisa berakhir membosankan orang hingga tidak meneruskan membaca hingga akhir artikel. Untuk memastikan bahwa Anda mendapatkan yang terbaik dari tulisan Anda, pastikan bahwa ide penulisan Anda fokus pada paragraf pembuka.

3.  Isi

Isi artikel Anda harus memuat semua informasi secara detail yang Anda sajikan pada paragraf pembuka. Jika Anda tidak menyertakan hal-hal ini, pembaca akan merasa seperti telah ditipu, dan tentu itu bukan hal yang positif. Paragraf isi harus memiliki informasi yang relevan dengan ideologi keseluruhan yang Anda miliki. Fokuskan poin-poin penting apa yang Anda bahas, lalu uraikan menjadi luas namun tetap tidak keluar dari ide penulisan Anda. Hindari terlalu banyak kalimat yang sesungguhnya tidak ada hubungannya dengan judul artikel Anda.


4.  Paragraf Penutup
Gunakan paragraf penutup untuk menyajikan isi tulisan Anda secara garis besar. Hal ini penting, karena banyak orang mungkin langsung tertuju pada paragraf terakhir untuk mencari kesimpulan. Usahakan tidak terlalu singkat namun padat akan ringkasan informasi dari keseluruhan isi artikel Anda. Atau jika Anda menginginkan pembaca menjadi pengunjung setia artikel Anda, selipkan kata-kata menarik yang membuat mereka penasaran akan artikel Anda selanjutnya.

Menulis artikel tidaklalh sulit, Anda hanya perlu memanfaatkan empat hal di atas. Ciptakan keselarasan artikel Anda dari mulai paragraf pembuka hingga penutup. Ingatlah, begitu pesatnya persaingan menulis artikel untuk mendapatkan perhatian pembaca terlebih di dunia maya. Latih selalu kemampuan menulis Anda dengan berbagi tulisan Anda di halaman ini !


Sumber:TDWClub

Senin, 01 Oktober 2012

Pentingnya Pendidikan Karakter

Pagi ini saya mendapat email dari saudara Muhammad Noer, Founder membacacepat.com tentang Pentingnya Pendidikan Karakter. Begitu pentingnya materi pendidikan ini, terutama untuk bangsa kita yang saat ini tengah menghadapi badai krisis moral. Saya tergerak untuk membagikannya sebagai salah satu cara untuk ikut berpartisipasi meningkatkan kepedulian bangsa ini terhadap pentingnya pendidikan karakter.

Ditulis Oleh: DJOHAN YOGA

Tulisan ini merupakan posting tamu dari sahabat saya bapak Djohan Yoga. Beliau aktif di bidang pendidikan dan merupakan Instruktur Internasional untuk wilayah Asia dalam bidang Pendidikan Karakter dari Thomas Lickona dan metode Mind Map dari Tony Buzan.

Puas, begitulah jawaban spontan dari salah satu pembunuh Deni Januar pada saat ditanya oleh Mendikbud M. Nuh. Bukan hanya sekali tapi dua kali kata puas diucapkannya meskipun yang kedua dilengkapi dengan kata-kata “agak menyesal”.

Kita semua dapat membayangkan betapa hancur leburnya hati Pak Nuh saat mendengar jawaban itu karena secara logika pasti Pak Nuh mengharapkan jawaban “sangat menyesal atau khilaf” yang kemudian disertai pula dengan tangisan atau sikap lainnya untuk mengungkapkan rasa penyesalan yang mendalam.

Hal yang relatif sama juga terjadi  beberapa waktu yang lalu, saat para siswa yang melakukan perundungan(bullying) terhadap yuniornya juga tidak menunjukkan rasa penyesalan sedikitpun sehingga membuat polisi yang memeriksa mereka marah dan terpaksa melakukan penahanan.

Akademis vs Karakter
Inilah produk dari pendidikan yang selama ini hanya dipusatkan pada sisi akademis dan kurang memperhatikan sisi karakter. Semua pihak seolah hanya ingin mengejar nilai, rangking atau medali Olimpiade sementara proses pembentukan karakter yang sesungguhnya jauh lebih penting dari prestasi akademis terabaikan.

Akibatnya siswa hanya tumbuh menjadi orang yang pintar tapi tidak berkarakter dan ini sangat berbahaya ketika mereka berada di masyarakat. Dengan hanya berbekal kepintaran tanpa ada karakter yang mengendalikannya, tidaklah mengherankan semakin banyaknya terjadi tawuran dan perundungan di sekolah serta semakin masif dan sistematiknya korupsi dan manipulasi diberbagai bidang kehidupan.

Dua Tujuan Pendidikan
Seperti yang diucapkan oleh Bapak Pendidikan Karakter Dunia, Prof. Thomas Lickona bahwa pendidikan selalu mempunyai 2 tujuan yaitu membantu orang untuk menjadi pintar (smart) sekaligus juga untuk menjadi baik (good).

Oleh karena itulah Prof. Lickona menambahkan Respect (hormat) sebagai R yang ke-4 dan Responsibility (tanggung jawab) sebagai R yang ke-5 ke dalam 3R yang selama ini kita kenal yaitu : Reading (membaca), wRiting (menulis) dan aRithmatic (menghitung). 3R yang pertama adalah untuk membuat siswa menjadi pintar sedangkan 2R yang terakhir adalah untuk membuat siswa menjadi baik.


Ketimpangan antara materi akademis dengan karakter sudah disadari oleh banyak pihak. Namun sejak Pak Nuh menjadi Mendikbud perhatian terhadap karakter ini menjadi prioritas utama. Terhitung tahun 2010 yang lalu, pendidikan karakter telah dicanangkan untuk dijadikan gerakan nasional di seluruh tingkat pendidikan yaitu PAUD sampai dengan Perguruan Tinggi. Pendidikan Karakter akan diintegrasikan ke dalam mata pelajaran, manajemen sekolah dan kegiatan ekstra kurikuler. Program dari Kemdikbud ini memperoleh dukungan dari semua pihak mulai dari Presiden, Wakil Presiden serta seluruh lapisan masyarakat.

Beberapa Kekeliruan Pelaksanaan Pendidikan Karakter
Namun sangat disayangkan setelah lebih dari 2 tahun ternyata pelaksanaan pendidikan karakter disekolah tidak berjalan sebagaimana mestinya.

Hal ini disebabkan oleh beberapa kekeliruan seperti:

Pertama, banyak guru yang beranggapan bahwa pendidikan karakter merupakan mapel baru dan berdiri sendiri sehingga banyak menanyakan kurikulum, silabus dan bukunya. Padahal pendidikan karakter bukanlah mapel karena sesungguhnya sudah ada di dalam setiap mapel yang diajarkan saat ini. Oleh karena itu, pendidikan karakter tidak membutuhkan kurikulum, silabus atau buku yang khusus.

Kedua, banyak guru yang beranggapan bahwa pendidikan karakter merupakan pengganti mapel PMP atau Budi Pekerti yang ada dulu. Akibatnya banyak yang mencoba menyamakan metode pembelajaran seperti yang banyak dipakai yaitu metode ceramah dan catat. Padahal pendidikan karakter bukanlah mapel pengganti dan proses pembelajarannya bukan lebih ceramah tapi harus digali secara bersama sama oleh guru dan siswa.

Ketiga, banyak guru yang beranggapan bahwa pendidikan karakter adalah tugas dari guru mapel Agama dan PKn saja serta kalau perlu melibatkan guru BK sekiranya terjadi masalah yang terkait dengan karakter siswa. Padahal pendidikan karakter adalah tugas semua guru dari seluruh mapel, karena setiap mapel yang diajarkan pasti memiliki nilai nilai moral yang akan memberi dampak pada kehidupan orang banyak.

Keempat, banyak guru yang beranggapan bahwa pendidikan karakter hanyalah pelengkap atau tambahan saja sehingga tidak perlu diprioritaskan seperti halnya dengan materi akademis. Padahal  pendidikan karakter adalah inti dari suatu kegiatan pendidikan karena alangkah berbahayanya seorang siswa yang hanya berkembang dalam hal akademis tapi tidak dalam hal karakter.

Kelima, banyak yang beranggapan bahwa pendidikan karakter hanyalah sebuah pengetahuan semata (kognitif) sehingga tidak perlu usaha yang khusus dan terencana. Padahal pendidikan karakter adalah sebuah usaha yang holistik sehingga tidak hanya melibatkan sisi kognitif tapi juga sisi afektif dan psikomotor. Dengan demikian, seorang siswa dapat memahami lalu bisa merasakan dan pada akhirnya mau melakukan nilai-nilai yang dianggap baik.

Kekeliruan-kekeliruan seperti inilah yang telah menghambat pelaksanaan pendidikan karakter di sekolah. Akibatnya dalam 2 tahun sejak dicanangkan tidak banyak kemajuan yang diperoleh, pendidikan karakter masih tetap berada dalam posisi wacana yang belum dapat dilaksanakan.

Padahal kita semua tahu bahwa pendidikan karakter membutuhkan waktu yang lama dibandingkan materi akademis. Meskipun sudah dilaksanakan dengan sungguh sungguh belum ada yang bisa menjamin tingkat keberhasilannya.

Pendidikan Karakter Memiliki Visi Jangka Panjang
Pendidikan karakter merupakan suatu proyek pendidikan jangka panjang karena sesuai dengan makna dari asal katanya, karakter adalah proses untuk mengukir nilai-nilai yang dianggap baik ke dalam hati sanubari siswa. Oleh karena itu, sekali terukir akan butuh waktu yang lama untuk dapat mengubahnya.

Karakter tidak sama dengan moral, akhlak, norma atau budi pekerti karena karakter langsung digerakkan oleh otak. Karakter seseorang dapat ditunjukkan oleh bagaimana dia bersikap ketika dia tahu tidak ada seorangpun yang melihatnya. Sikap ini akan bersifat otomatis karena langsung digerakkan oleh otak.

Selain itu, faktor yang menghambat pelaksanaan pendidikan karakter di sekolah adalah beratnya beban kurikulum yang ada saat ini. Dengan banyak jumlah mapel yang ada saat ini dapat dipahami bagaimana sulitnya guru untuk menyediakan waktu untuk pendidikan karakter.

Tiga Peran Seorang Guru
Berbeda dengan materi akademis, dalam mengajarkan pendidikan karakter seorang guru harus memainkan 3 peran sekaligus yaitu: sebagai pemberi perhatian (caregiver), sebagai teladan/panutan (model) dan sebagai pembimbing (mentor).

Sangatlah tidak mudah bagi seorang guru untuk dapat memainkan ketiga peran itu dengan baik sehingga dukungan dari semua pihak sangat dibutuhkan. Masalahnya semakin rumit karena sering kali siswa melihat sesuatu yang berlawanan dengan nilai-nilai baik diajarkan di sekolah. Misalnya saat guru Matematika menekankan pentingnya nilai kejujuran tapi yang dijumpai oleh siswa di masyarakat adalah kebalikkanya yaitu makin maraknya para koruptor dan manipulator menguras uang rakyat.

Namun bagaimanapun juga, saat ini pendidikan karakter adalah satu-satunya solusi yang bisa membawa kita keluar dari masalah yang kita alami saat ini meskipun kita juga sadar bahwa semuanya ini butuh waktu dan usaha yang tidak mudah. Keterlibatan semua guru dari semua mapel adalah kunci utama untuk keberhasilan melaksanakan pendidikan karakter di sekolah.
Guru harus mengajak siswa untuk menggali nilai-nilai baik yang terkandung dalam setiap mapel. Penekanan pada makna dari suatu mapel terhadap kehidupan sehari-hari adalah kunci yang utama.

Dengan memahami makna dari setiap mapel yang diajarkan, seorang siswa dapat memperoleh pemahaman yang utuh dan menyeluruh baik dari segi kognitif, afektif dan psikomotor sehingga siswa tahu mana yang baik, bisa merasakannya dan pada akhirnya mau melakukannya.

Petunjuk Praktis Pendidikan Karakter Untuk Berbagai Mata Pelajaran
Bisa kita bayangkan bagaimana efektifnya pelaksanaan pendidikan karakter bila guru-guru dari mapel selain Agama dan PKn ikut berperan aktif. Berikut adalah petunjuk praktis untuk guru-guru dari beberapa mapel:

1. Kesenian
mencari nilai-nilai yang terkandung dalam sebuah lagu serta mempelajari latar belakang penulisan sebuah lagu termasuk juga karakter dari penciptanya. Mempelajari sejarah dari alat-alat musik tradisional serta pengaruhnya terhadap kehidupan masyarakat.

2. Bahasa
Mendiskusikan karakter positif maupun negatif dari tokoh yang ada dalam suatu artikel serta mencari nilai-nilai yang terkandung dalam suatu karya sastra (puisi, pantun dll). Untuk bahasa asing, mencari arti/makna dari kata-kata baru khususnya yang terkait dengan nilai-nilai yang positif, selanjutnya siswa bisa diminta membuat karangan yang memuat kata-kata baru itu agar bisa menperoleh pemahaman yang lebih mendalam.

3. Sosial/IPS
Mendiskusikan karakter dari para raja, ratu atau patih serta pengaruhnya terhadap kehidupan rakyatnya. Mempelajari dampak dari suatu kebijakan ekonomi terhadap masyarakat atau pengaruh sosial dari pemberlakuan sebuah aturan atau hukum.

4. Sains/IPA
Dampak positif dan negatif dari perkembangan sains terhadap manusia seperti timbulnya berbagai macaam penyakit dan lingkungan hidup seperti adanya pencemaran atau kepunahan hewan atau tumbuhan.

5. Matematika
Mengkaji aplikasi konsep matematika dalam kehidupan sehari-hari serta dampak negatif kalau terjadi penyimpangan atau ketidakjujuran dalam penggunaannya. Beri penekanan terhadap kerugian yang harus ditanggung oleh pemerintah dan masyarakat.

6. Orkespenjas
Pengaruh positif dari kegiatan olahraga bagi kesehatan serta mendiskusikan karakter positif (berlatih teratur dan disiplin) maupun negatif (doping atau pengaturan skor) dari para olahragawan nasional maupun internasional dalam mencapai prestasi.

7. TIK/Teknologi
Mendiskusikan pengaruh positif maupun negatif dari sebuah teknologi. Khusus untuk teknologi informasi, perlunya pengetahuan tentang Media Literacy untuk mencegah efek negatif yang tidak diinginkan. Mempelajari mengenai Cyber-Bullying yang sangat merugikan pihak yang jadi korban.

8. Muatan Lokal
Mendiskusikan perlunya melestarikan bahasa dan budaya daerah serta situs- situs bersejarah yang ada. Mempelajari pengaruh adat istiadat di suatu daerah dalam membentuk karakter orang di sana.

Tak Hanya Pintar, Melainkan Pula Berkarakter
Sebagai penutup perlu ditekankan kembali bahwa tujuan pendidikan bukanlah hanya untuk menjadikan seseorang menjadi pintar tapi juga menjadi baik dan berkarakter.

Oleh karena itu, semua pihak yang terlibat dalam pendidilan harus mau mengubah tujuan yang semula hanya mengejar nilai akademis sekarang harus memprioritaskan pendidikan karakter.
Percayalah untuk membuat seseorang jadi pintar jauh lebih mudah dan cepat dari pada untuk membuat seseorang jadi baik dan berkarakter. Pintar tidaklah cukup tapi harus dilengkapi juga dengan karakter yang baik.

DJOHAN YOGA

Instruktur Internasional untuk wilayah Asia dalam bidang Pendidikan Karakter dari Thomas Lickona dan metode Mind Map dari Tony Buzan.