Semua orang dapat menjadi entrepreneur. Tanpa kecuali. Untuk menjadi
entrepreneur sukses dapat menggunakan pedoman SMART IN ENTREPRENEUR.
S
singkatan Sikap metal positif sebagai landasan untuk menjadi entrepreneur.
M adalah Menciptakan mimpi dan berusaha
mengejarnya.
A (Action) adalah Ambil langkah sekarang juga, meskipun tidak punya uang.
R kepanjangan Rahasia melambungkan
bisnis dan
T simbol Terimalah kegagalan yang merupakan bagian dari pelajaran
untuk meraih kesuksesan.
IN adalah Insya Allah, hanya Allah-lah yang
mengizinkan kita sukses menjadi entrepreneur.
Menurut Profesor Edwood Chapman, sikap mental adalah cara mengkomunikasikan
atau mengekspresikan suasana hati atau watak kepada orang lain. Jika ekpresi
kita kepada orang lain positif, kita disebut sebagai orang yang bersikap mental
positif. Sebaliknya, jika ekpresi kita kepada orang lain negatif, kita disebut
orang yang bersikap mental negatif. Sikap mental positif merupakan salah satu dari jiwa
entrepreneur yang menonjol. Mimpi adalah bayangan peristiwa atau apa saja yang
tampak dalam tidur. Bermimpi
adalah melihat sesuatu dalam tidur atau menghayal sesuatu yang tak mungkin
terjadi.
Bermimpi adalah menghayal sesuatu yang masih mungkin tercapai, meskipun belum
ada gambaran bagaimana cara mencapainya atau sangat sulit mencapainya. Dalam bahasa manajemen, mimpi adalah visi, atau
sesuatu yang dinginkan entrepreneur yang besifat ideal. Kegagalan merupakan
label yang seringkali kita hubungkan dengan tindakan gagal, yang jika
diterapkan, label ini membuat kita dikatakan orang yang tidak mampu.
Hal ini menurunkan semangat kita untuk menjadi orang sukses. Saat kita kecil, kegagalan tidak mempunyai makna, karena kita tidak mempunyai
konsep “kegagalan”. Jika kita memiliki konsep kegagalan, kita tidak akan dapat
berbicara, tidak akan dapat menulis dan Entrepreneurship tidak akan dapat
berjalan. Karena untuk berbicara, menulis dan berjalan harus melalui kegagalan
yang tak terhitung jumlahnya.
Demikian juga dalam dunia bisnis dapat meniru kegagalan kita di masa kecil dan
kita dapat belajar dari kegagalan tersebut. Insya Allah, hanya Allah-lah yang me ngizinkan kita sukses menjadi
entrepreneur. Dengan demikian, akan memacu kita untuk berusaha dan tawakal. Sukses merupakan proses yang bergulir. Meskipun demikian, Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum atau kelompok
atau individu, kecuali kaum atau kelompok atau individu itu berusaha
mengubahnya.
Kita berusaha yang terbaik, sabar dan mengikuti jalan yang benar yang dilandasi
iman kepada Allah. Insya Allah kita akan menjadi entrepreneur yang berhasil,
baik di dunia mapun di akhirat. Landasan pertama menjadi entrepreneur sukses bagi orang biasa adalah sikap
mental positif. Ketika saya melakukan check in, saya diberitahu petugas bahwa
pesawat saya ditunda satu jam pemberangkatannya.
Sikap mental positif saya gunakan dengan membuka laptop saya, kemudian menulis
artikel ini di ruang tunggu Bandara Sukarno-Hatta. Ketika ada pemberitahuan
bahwa penumpang diperkenankan masuk pesawat, tulisan ini sudah jadi. Saya
beruntung, karena seorang penumpang mengatakan kepada saya, “Saya tadi menunggu
pesawat sejak jam dua, Pak. Karena penerbangan hari ini penuh. Baru sekarang
(jam delapan) ini saya bisa naik.
Saya harus nunggu enam jam,” katanya kepada saya. “Lama sekali ya, Pak,” jawab
saya mengiyakan. Pengalaman lain menggunakan sikap mental positif adalah saat
pendirian AMIKOM Yogyakarta. Sebelum mengajukan izin, kami mempersiapkan
proposal. Mulai dari mengurus pendirian Yasasan AMIKOM, membuat statuta,
rencana induk pengembangan, kurikulum dan kelengkapan dosen.
Kendala utamanya adalah fasilitas yang terbatas dan tidak mempunyai dana.
Gedung sewanya belum dibayar, fasilitas komputer dan perpustakaan seadanya. Memang kami memulai perguruan tinggi tanpa
uang tunai. Kami beruntung dituntun Koordinator Kopertis Wilayah V dan para
stafnya ketika itu. Dari awalnya buta tentang perguruan tinggi menjadi
remang-remang tahu tentang perguruan tinggi dan persyaratan pendiriannya.
Setelah itu kami mencoba membuat proposal pengajuan izin perguruan tinggi
AMIKOM Yogyakarta. Setelah proposal selesai, izin itu kami ajukan dengan
menyerahkan kepada Kopertis Wilayah V. Saat itu AMIKOM mengajukan izin ke Jakarta bersama lima calon perguruan tinggi
lain dari Yogyakarta. Setelah menunggu cukup lama, akhirnya turunlah izin dari
Pemerintah. Dari enam perguruan tinggi tersebut, ternyata yang keluar baru
empat perguruan tinggi.
AMIKOM salah satu yang belum keluar izinnya. Saya menyadari, belum keluar izinnya karena persyaratannya mungkin paling minimal. Meskipun
demikian, staf-staf saya gelisah, karena AMIKOM tempat mencari nafkah dan menyalurkan idenya, belum mendapat persetujuan
pemerintah. “Kenapa Pak Yanto kok kita belum keluar izinnya, sedangkan yang lainnya
sudah?” tanya staf-staf saya dengan nada sedih. Untuk menghiburnya, saya
bersikap mental positif. Saya menghibur mereka dengan mengatakan, “Kalau kita belum
keluar izinnya, itu artinya Tuhan menghendaki agar kita bekerja lebih keras lagi dan berdoa lebih panjang lagi.
Kalau itu kita lakukan, insya Allah kita lebih berhasil dibandingkan yang
lainnya”. Jawaban saya membuat staf-staf saya tetap bersemangat dan tetap
bekerja keras. Mereka juga berdoa sungguh-sungguh, berharap izin tersebut
segera keluar. Waktu yang panjang itu membuat staf-staf mengkhawatirkan izin
tersebut tidak keluar. Mereka barangkali membayangkan bagaimana kalau izinnya
tidak keluar.
Mereka mau bekerja di mana, mereka tidak tahu, karena satu-satunya harapan
bekerja di AMIKOM Yogyakarta. Akhirnya dengan bantuan Koordinator Kopertis dan
staf-stafnya, izin yang kami tunggu-tunggu keluar juga. Kami senang dan haru.
Saya dan beberapa staf saya meneteskan air mata dan sujud syukur. Untuk
memperoleh izin dengan perjalanan yang sangat panjang dan berliku. Perjalan
yang seperti itulah yang menjadikan staf saya ingin tetap menjaga izin itu agar
tetap dalam genggaman dan menjadikan AMIKOM Yogyakarta tetap berkibar. Sikap
mental positif terbukti merupakan salah satu senjata untuk menguatkan semangat
dan motivasi mereka untuk tetap berjuang dan bertahan di AMIKOM Yogyakarta.
Sumber : E-Magazine Pengusaha
Muslim